Read more
Seperti kita ketahui, pemerintah hanya mengakui keberadaan 6 kepercayaan dan agama di Indonesia yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Sedangkan kepercayaan Suku Baduy, Sunda Wiwitan, tidak diakui karena bukan termasuk 'kategori' agama. Anda bisa baca tulisan saya sebelumnya: Agama Suku Baduy, Sunda Wiwitan, dan Syahadatnya Orang Baduy
Begitulah yang disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsudin mengutip dari CNN Indonesia.
Sebuah aliran atau kepercayaan harus memenuhi persyaratan 'ilmiah' jika ingin disebut agama. Misalnya adanya wahyu, kitab suci, dan menjalankan sistem regards ritus.
Puun menuntut Kepercayaan Suku Baduy, Sunda Wiwitan dicantumkan di kolom KTP.
Berita ini mungkin muncul kembali setelah adanya penolakan kelompok Sunda Wiwitan Cigugur, Kuningan terkait eksekusi lahan oleh pemerintah setempat.
Eksekusi paksa tersebut diduga terkait proyek geothermal pihak swasta yang melibatkan pemerintah. Berita lengkapnya di sini.
Sejak 1970 hingga 2010, kepercayaan Suku Baduy ini dicantumkan di kolom KTP. Setelah tahun itu, hanya 6 agama resmi dan diakui pemerintah yang boleh dicantumkam di KTP.
Puun Suku Baduy, Ayah Mursid, meminta pemerintah menyediakan kolom agama Slam Sunda Wiwitan di KTP. Namun upaya mereka mendapatkan hak pengakuan legal dari pemerintah agak sulit terwujud.
Pasalnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membuat kebijakan untuk mengosongkan kolom agama di KTP bagi mereka selain penganut 6 kepercayaan di atas.
Update: saat ini warga Suku Baduy sudah bisa mencantumkan 'kepercayaan' di KTP mereka.
Masyarakat Suku Baduy tidak menyetujui kebijakan ini, seolah-olah mereka tidak memiliki agama. Kepercayaan Suku Baduy adalah agama yang mereka namai Slam Sunda Wiwitan.
Asal-Usul Kepercayaan Suku Baduy, Slam Sunda Wiwitan
Saya membaca banyak artikel online terkait asal-usul kepercayaan Suku Baduy, Slam Sunda Wiwitan. Oleh karena itu saya berasumsi bahwa kepercayaan Suku Baduy tersebut adalah bagian dari Islam (yang tidak tuntas).
Layaknya kaum Kristen Protestan yang membuat 'madzhab' agama sendiri karena melakukan protes terhadap otoritas Kristen Ortodoks. (Baca selengkapnya: Wikipedia, Protestanisme)
Perbedaannya cukup jauh memang. Slam Sunda Wiwitan tidak melakukan protes terhadap ajaran Islam. Ritual kegamaanya pun berbeda. Kemiripan dengan Islam adalah syahadat Suku Baduy. Dimana redaksinya 90% sangat mirip dengan syahadatnya orang Islam.
Slam Sunda Wiwitan adalah kelompok Sunda Wiwitan yang pertama kali menganut agama Islam namun tidak sempurna, begitu asumsi saya.
Kepercayaan Sunda Wiwitan Sendiri berasal wilayah Cigugur, Kuninga, Jawa Barat dan sudah ada sejak zaman Kerajaan Pasundan.
Saat itu, Prabu Siliwangi menginstruksikan Prabu Pucuk Umun untuk menaklukkan Kesultanan Islam di Banten. Alih-alih penaklukkan wilayah Banten, pasukan Kerajaan Pasundan kalah dan harus menaati kesepakatan dengan Sultan Banten, Sultan Hasanuddin.
Kesultanan Banten pun leluasa menyebarkan agama Islam, termasuk kepada pasukan Kerajaan Pasundan. Kemungkinan ada proses Islamisasi tahap awal, yaitu berikrar dengan dua kalimat syahadat sebelum mereka bersembunyi di hutan pedalaman kawasan Gunung Kendeng.
Maka wajar jika orang Baduy mengatakan, "kami hanya kebagian syahadatnya, tapi tidak sama shalatnya". Cukup wajar juga jika ada yang menyebut mereka sebagai pelarian dari Kesultanan Banten.
Syahadat orang Baduy Dalam dan Baduy Luar berbeda, meskipun intinya sama. Syahadat Suku Baduy hanya digunakan saat hendak melakukan pernikahan. Warga Suku Baduy Luar malah dinikahkan oleh penghulu dari Islam.
Anda bisa berbincang banyak dan menggali 'sejarah' dengan mengunjungi Suku Baduy langsung.
Kepercayaan yang Tidak Diakui Pemerintah Selain Sunda Wiwitan.
Mengutip dari indonesia.ucanews.com, setidaknya ada 8 kepercayaan/agama asli di Indonesia yang tidak diakui pemerintah, yaitu:
- Sunda Wiwitan (Jawa Barat); Slam Sunda Wiwitan (Baduy, Banten)
- Kejawen (Jawa)
- Marapu (Pulau Sumba)
- Buhun (Jawa Barat)
- Kaharingan (Dayak, Kalimantan)
- Ugamo Malim (Toba, Sumatera Barat)
- Tolotang (Kalimantan)
- Madrais (Jawa Barat)
Sumber:
- CNN Indonesia
- indonesia.ucanews.com
- Wikipedia
0 Reviews