Read more
Mungkin Anda sering bertanya, kenapa warna khas Batik Baduy itu biru Indigo? Jawabannya cukup mudah, karena di hutan banyak sekali daun Tarum. Apa itu Tarum?
Tarum adalah sebutan untuk sebuah nama pohon dari Suku Sunda. Nama lainnya adalah Nila atau Indigo. Pohon tarum adalah tumbuhan suku polong-polongan (fabaceae) yang menghasilkan warna biru alami. Nama ilmiahnya adalah Indigofera.
Warna biru alami ini digunakan dalam pembuatan batik dan tenun ikat tradisional. Warna biru merupakan hasil rendaman daun Tarum dalam jumlah banyak.
Konon pohon Tarum ditemukam pertama kali sebagai pewarna di Jawa Barat. Maka wajar dulu ada Kerajaan Tarumanegara di wilayah Bogor.
Untuk menghasilkan warna biru, daun Tarum direndam selama semalam. Dari air rendaman itu terciptalah lapisan warna biru atau tosca di bagian atas. Lapisan inilah yang kemudian direbus lalu dijemur.
Pernah mendengar pewarna Bulao? Plesetan orang Sunda untuk kata Blue? Mungkin orang dulu membuatnya dari bahan daun Tarum.
Awalnya pengusaha batik zaman dulu menggunakan daun Tarum sebagai pewarna alami. Hingga kaum penjajah mengimpor pewarna buatan. Kejayaan daun Tarum akhirnya kalah karena lebih praktis dan murah.
Saat ini, batik khas Baduy sudah memiliki warna selain biru Indigo, yaitu hijau, putih, dan jingga.
Contoh batik Baduy berwarna hijau seperti di bawah ini:
Contoh warna putih dan jingga seperti gambar slayer di bawah ini:
Warna biru Indigo dalam setiap motif batik Baduy sendiri adalah simbol karakter Suku Baduy yang mencintai kedamaian, ketenangan, keasrian, dan kepedulian terhadap alam.
Suku Baduy memegang erat adat-istiadat leluhur dengan menolak segala unsur modernisasi. Mereka damai dengan hidup mereka seperti prinsip mereka, "Lojor teu beunang dipotong, Pendek teu beunang disambung." yang berarti hidup apa adanya dari alam.
Warna alami biru mungkin sudah ada sebelum Suku Baduy ada di Kanekes. Warisan dari leluhur itu lah yang kemudian mereka rawat.
Dan sampai kapanpun motif batik yang paling jadi ciri khas Suku Baduy adalah biru Indigo dari daun Tarum.
Sumber:
Pohon Tarum
Tarum adalah sebutan untuk sebuah nama pohon dari Suku Sunda. Nama lainnya adalah Nila atau Indigo. Pohon tarum adalah tumbuhan suku polong-polongan (fabaceae) yang menghasilkan warna biru alami. Nama ilmiahnya adalah Indigofera.
Warna biru alami ini digunakan dalam pembuatan batik dan tenun ikat tradisional. Warna biru merupakan hasil rendaman daun Tarum dalam jumlah banyak.
Konon pohon Tarum ditemukam pertama kali sebagai pewarna di Jawa Barat. Maka wajar dulu ada Kerajaan Tarumanegara di wilayah Bogor.
Daun Tarum
Untuk menghasilkan warna biru, daun Tarum direndam selama semalam. Dari air rendaman itu terciptalah lapisan warna biru atau tosca di bagian atas. Lapisan inilah yang kemudian direbus lalu dijemur.
Pernah mendengar pewarna Bulao? Plesetan orang Sunda untuk kata Blue? Mungkin orang dulu membuatnya dari bahan daun Tarum.
Awalnya pengusaha batik zaman dulu menggunakan daun Tarum sebagai pewarna alami. Hingga kaum penjajah mengimpor pewarna buatan. Kejayaan daun Tarum akhirnya kalah karena lebih praktis dan murah.
Daun Tarum dan Warna Biru Batik Baduy
Saat ini, batik khas Baduy sudah memiliki warna selain biru Indigo, yaitu hijau, putih, dan jingga.
Contoh batik Baduy berwarna hijau seperti di bawah ini:
Contoh warna putih dan jingga seperti gambar slayer di bawah ini:
Warna biru Indigo dalam setiap motif batik Baduy sendiri adalah simbol karakter Suku Baduy yang mencintai kedamaian, ketenangan, keasrian, dan kepedulian terhadap alam.
Suku Baduy memegang erat adat-istiadat leluhur dengan menolak segala unsur modernisasi. Mereka damai dengan hidup mereka seperti prinsip mereka, "Lojor teu beunang dipotong, Pendek teu beunang disambung." yang berarti hidup apa adanya dari alam.
Warna alami biru mungkin sudah ada sebelum Suku Baduy ada di Kanekes. Warisan dari leluhur itu lah yang kemudian mereka rawat.
Dan sampai kapanpun motif batik yang paling jadi ciri khas Suku Baduy adalah biru Indigo dari daun Tarum.
Sumber:
- Wikipedia, Tarum.
- BatikBro.com
0 Reviews